August 08, 2012

Mejikuhibiniu





Tarian tawa di bulan sepuluh


Tahun ini




ku harap bukan rintihan lagi, tapi rinai


dari hujan yang berakhir


senyum langit terbalik


warna-warni.


Terang itu,


ku kira t’lah jadi hadiah terindah


Terang dari bentuk hatiku yang menyatu


meski berkali remuk-hancur-belur, kanan-kiri-atas-bawah.


tanda Sang Pengasih dan kuasa cintaNya.






Denting Piano – Petikan Harpa – Gesekan Biola – Kecupan Panjang Flute- menggoda aku pelan


merajuk aku


berdansa bersama Tawa.


Riuh klasik aryanya sampai ke Orion


dan bayangmu masih sekekal dulu.







Aku, si malu merah


bernyanyi di perbatasan Semi dan Salju.


Di kala Oktoberku yang bergelora


datang membawa buket himawari dengan sunshine


di balik punggungnya,


si pembuat Tawa. :D

No comments:

Post a Comment