October 31, 2014

Berpikir

Aku mungkin seorang yang suka mencari alasan agar sendiri. Biar otakku bisa sejenak berbuih krn terlalu diforsir. Malam terhanyut semu, ketakutan diancam sunyi. Sakitku meradang, membelah makin lebar. Lembar demi lembar raib diremas gaib usia. Di malam-malam tanpa kehadiranmu aku terpojok lesu tak berasa. Henti sesakku, arahkan kegelisahanku lewat janjimu yang agung. Menua membuatku berontak, makin menjadi saat tegasku tak digubris patriarki. Aku bertanya lewat bintang redup redam di sana; Pantaskah aku terima segala, bahkan salah yang bukan ku lakukan, harus jadi tanggungan punggungku sampai saat nanti ketergantungan ditanggalkan. Aku menahan semua rasaku, bahkan sebuah cinta yang baru dihimpun pagi setelah delapan kemarau ku lalui. Aku tersiksa. Aku ingin membarakan api dalam mataku. Dadaku panas terbakar. Ini tak adil untuk hatiku.. tapi apalah pentingnya hati ketika kepalamu jadi garansi, pembebasan sebuah monarki.

Dps,  July 29 2014