January 07, 2013

Akhir Ketiga



Aku menunggu waktu tiba
Waktu saat kau tidak lagi bergantung pada ekspresi hanya untuk melihat reaksi atas tingkah atau ucapanmu
Waktu dimana kau takkan lagi mengakhiri sapuan pandangmu dan juga kulum senyum malu merona pada satu titik
Waktu dimana kau tidak akan lagi memperhatikan berapa banyak merah yang ku buat di kertas bertabel huruf-huruf sbg sumber kekhawatiran para murid di akhir tahun
Waktu dimana kau takkan lagi berpura pura tak peduli tapi memaksa kesempatan memberi jeda pada mu utk mengamati kelakuan yang selalu sengaja ku buat biar kau meragu
Waktu dimana nama kita, takkan dikaitkan satu sama lain lagi. Bukan sbg pasangan scra struktural maupun kontekstual.
Waktu dimana kau sudah tak lagi menyebut sebuah nama yang pernah kau tawarkan janji setiamu diantara ratusan ribu lembar kertas dari masa yg berbeda beda
Waktu dimana kau akan marah atas ucapan menyakitkan yang terlontar dari gadis penuh intrik yang bgtu kau puja, yang kau anggap motivator terbaik utk teduhkan gelisahmu
Waktu dimana takkan ada lagi suara batuk atau berdehem saat kau harus trus disandingkan dg seseorg yang berada dalam satu komunitas itu
Waktu dimana kau takkan lagi penasaran, siapa yang menginginkan relungnya utk ditempati
Waktu dimana kau akan berhenti, meredakan hujan, menanti pelangi kemudian membawa pulang mentari
dengan seseorang yg lain, yang jauh lebih sempurna dari
Aku.



January 4 13

On The Write-Way


Satukanlah aku dengan masamu yang terlampau


Lampau yang selalu tercipta di matamu saat kita berada di titik tertinggi bumi


Kau menerobos sinar surya jauh ke depan


Gubris angin yang berhembus, acak rambutmu yang hitam pekat bersinar


Kau tetap tegap menatap titik itu.


Aku berpikir..


Apa seseorang yang sinarnya melampaui surya, lembutnya seperti angin yang menyapa rerumputan pelan dan mendayu,sedang melakukan hal yang sama?


Kau terbaca seperti...


Menanyakan kabar satu sama lain melalui jarak yang membentang. Intim tapi terbatasi.






Kau suka sibuk sendirian.


Menjalin kebingungan dan keingintahuanku bersamaan


Diam-diam suka ku tangkap bayangmu yang tersedu, punggungmu berguncang hebat


tapi tak ada suara.


Setelah beberapa waktu, warna wajahmu akan berubah


terlebih jika ramai kunjungan hujan bunga kala musim semi


Kau terlihat seperti...


Fluktuatif suhu di termometer rumah sakit.


Bisa diprediksi, tapi tak bisa jadi patokan yang tetap.






Terkadang ku tangkap wajahmu kosong menengadah menyapa hujan


Kau seperti mengingat kembali kenangan lama


Menguras memori sampai sedasar mungkin


Hingga kau tak punya lagi alasan untuk tidak memikirkannya


Kau seperti


Menanti memori pulang, redakan hujan.






Terkadang kau ku tangkap sedang serius menulis,


Beribu kata yang intinya menekankan bahwa kau adalah insan yang merindu


Penamu tergeletak lemah di atas meja sekolah kita


Kau sering mengeluh mengapa masih saja menulis alunan yang sama pada angin


Kau berharap dapat cepat bertemu,


Ku lihat pandanganmu menerobos biru di luar jendela


Lalu kau akan tetap menulis dengan seksama, garis wajahmu makin jelas terlihat


Gundah.


Kau terlihat seperti tahanan yang bertahun tak lihat dunia luar. Kesepian dan rindu rumah.






Untuk tahun yang bertumpuk,


Aku berharap semua hal penyebab risau mu adalah aku.


Aku jadi terlihat seperti


Berharap sakura mekar di musim kemarau.










October - November 2012


"dedicated for the one that I've been waiting for several years to meet. Hontou ni Arigatou."