December 05, 2012

Karena Aku Wanita




Karena aku seorang wanita, aku mencintaimu dengan kesederhanaan yang sempurna.


Mengukir seksama namamu dalam proposal masa dépanku pada Tuhan






Karena aku seorang wanita, aku menerimamu dengan pemakluman yang damai.


Atas tiap kesalahan yang beruntun, debat-debat menyebalkan yang ku nikmati ciptanya, atau tingkahmu yang suka berulah kata lalu berakhir sunyi ketika benar adanya.






Karena aku seorang wanita, aku menegaskan seriusku karena ini bukan lagi permainan anak kemarin sore.






Karena aku seorang wanita, aku mudah rapuh karena perasaan.


Sekuat apapun aku mencoba, luka ini tetap menganga.


Aku ingin bertahan, tapi percayaku mulai tak ada.


Aku ingin pergi tapi kau selalu saja menahanku untuk tetap menepi


Aku sudah letih, mulai memasrahkan semua pada keadaan


tapi perasaanku tetap berkata, tidak, aku harus bertahan.






Karena aku seorang wanita yang mencintaimu wahai pria. Hargai hatiku.










November 2012

Cakap


Aku ingin bisa menulis tentangku sendiri, tanpa harus khawatir perasaan orang lain, tanpa harus berpikir ratusan kali dampak buruknya ke depan, tanpa harus takut jadi olokan nantinya. Aku ingin bisa menulis tentangku secara jelas, bersuara lantang hingga pikuk sana sini, aku ingin bicara dengan caraku sendiri. Memutuskan keputusan sesuai dengan mauku. Bukan karena desakan disini, disana.. bukan ikut kemana arus membawaku pulang, bukan karena aku hanya mencari tempat untuk tertawa, aku juga ingin bisa belajar menangis, tanpa harus meminta maaf karena aku terlalu berhati-hati dan jadi lambat. Aku terus mencari bayang yang sama denganku, hanya karena aku takut terluka. Aku selalu hidup di imajinasiku. Karena takut akan kenyataan yang tak sesuai mauku. Aku selalu berjalan menunduk, karena aku takut berpapasan dengan yang ku kenal, aku tak punya suara untuk jadi aktif. Karena aku berharap bukan aku yang memulai sebuah percakapan. Terkadang aku terjebak dalam naifku, aku ingin pengertian yang sama seperti yang ku lakukan. Aku jadi seperti penuntut kesempurnaan, lalu orang-orang berpikir bahwa aku keterlaluan. Padahal aku hanya mencari yang membuat nyaman, bukan untuk permainan. Aku pikir, kelembutan itu bukan hanya milik wanita. Yang suka tersenyum duluan di pagi bukan hanya mentari, yang merekah bukan hanya bunga, yang menenangkan dan jadi bahasa bukan hanya musik. aku ingin itu kamu. Aku ingin kamu yang bisa mengusir takutku... ketakutan yang ku tahu tidak akan terjadi sekarang, tapi masih saja aku larut didalamnya. Aku asing di duniaku, aku amnesia identitasku, bahagiaku, sedihku, cintaku, semuanya. Kapan kau datang?