November 03, 2014

Di Bawah Sebuah Atap

Setiap masa yang dihadirkan usia
selalu berakhir apik sebagai pelajaran tertulis lekat warnai gambaran angan di depan
Meski akhir kadang tak secemerlang biru sebelum mega,  atau terik di jam tiga sore
Namun damai selalu jadi makanan penutup terbaik di akhir makan malam

Walau kadang menunggu perih enyah itu membosankan, menanti jawaban itu meresahkan,  memastikan kebaikan atas waktu yang melumat pelan kesabaran,
Lebar ku lentangkan tangan terima pelukan hidup
Tak gentar ditembus pedih, tak termakan ditipu kesenangan

Kita pernah ada di bawah langit yang sama untuk waktu yang cukup lama.
Aku pikir kita sama,  karena setiap sakitmu aku ada mendengarkan.  Setiap tawa yang ku bagi adalah konsumsi primermu agar bertahan dengan luka yg disimpan
Bagaimanapun juga,  bertemu denganmu menyadarkanku
Bahwa nyaman tak diukur oleh senjang waktu sebuah pengenalan
Kepercayaan dibenah bukan hanya dengan selaya pandang
Keyakinan berlebih nantinya akan menuai kebencian,
Suarakan harapmu,  jangan jadi desahan belaka
Hempaskan nada pelarian.

Berlarilah kepedihan,  karena kau akan ku lupakan.

November 2-3 2014, Yk

No comments:

Post a Comment