August 21, 2013

Hari Ini


ketika diam jadi pengiring langkahmu menepi menembus mega bernafaskan lara. kau tak menyapa, sunyi seperti hatimu tak pernah ada, tak pernah bicara. maka biru hanyalah jadi warna. ketika aku berharap, biru bisa lukiskan segala.

jadi aku hanya bertahan di tempat yang sama, melukis indahmu hanya dari pundak-pundak berbaris. atau bahkan hanya dari jarak yang jauh, meratap sepertinya.

semua hal jadi ungu, tapi tidak berbaris dengan biru. terlalu solid. terlalu.

aku jadi mulai menulis memuji tempat baru, tempat kita bertemu, tertawa sebagai asing satu sama lain. aku ingin mengenalmu jauh, jauh, jauh sampai nirwana.

aku terhambat masalah keadaan, pilihan hidup, semua prinsip berbeda yang kau jabarkan lewat budaya, masa, dari tanah tempat berpijak.

tampaknya semua hal akan jadi menyenangkan, ketika perspektifmu akan birunya langit bisa jadi satu oleh lembayung yang selalu mengikat rasmu tiba di kota kecilku.

semuanya akan berlalu, jika saja waktu dan keadaan akan jadi bersahabat. mungkin bisa jadi obat untuk melupakanmu atau malah jadi angan tak sampai.



Bangkok, August 21, 2013

No comments:

Post a Comment