September 13, 2012

Percakapan Mereka


" Biarlah suka itu tak perlu dihasut tumbuhnya
tak perlu dicomblangkan inginnya
tak usah dipaksa menerima cepat
walau kata itu diperhalus dengan 'mencoba saja dahulu' "

" Tapi dari coba-coba itu, kau bisa menimbang kadar rasa yang kau tanam, bukan?
Kau jadi tahu beda makna serius dan main-main saja. Mana yang bisa kau tata di masa depan, mana yang hanya jadi pelajaran. "

" Jika perasaan hanya jadi ajang percobaan, apakah tulus yang hadir nanti dapat dikatakan tulus yang sebenarnya? "

" Jangan berpikir rumit. Buatlah hal ini jadi sesederhana mungkin.Ini tak seruwet yang kau pikirkan saat sudah praktek di lapangan. Hidup hanya sekali, Kawan. Apalah guna membahas hal yang pasti hanya bisa dijawab oleh waktu? Sedang kita belum sampai di konklusi atas kehidupan. Ini proses. Dan setiap proses butuh waktu sebagai penuntas pertanyaan. "

" Benar. "

" Baiklah, ayo minum dulu kopi kita. Ah, hari yang indah untuk menyambut turunnya sukacita.
Tapi kawan, tumben sekali kau bertanya hal macam itu? Yang ku tahu, kau tak peduli segala hal mengenai perasaan. Bukankah kau bilang hatimu sudah mati?
Membusuk karena penyakit menahun yang selalu datang di saat perpisahan jadi akhir dari satu pemikiran.. "

" Meskipun hatiku sudah mati, tapi bukan dengan logikaku, kan?
Aku hanya mencoba berpikir dari sisi yang berbeda saja, bukan merumitkan keadaan sebenarnya..
tapi untuk yang terbaik, mengapa banyak yang mau coba-coba? "

" Oh, baiklah... Kita tunda sejenak pembicaraan ini sampai gulir waktu memuaskanmu dengan jawaban, Kawan... Ayo nikmati saja kopimu. Sekarang duduk diam dan hentikan sekejap cabang-cabang pertanyaan di kepalamu menumbuh. Mari nikmati pagi. "

No comments:

Post a Comment