Tak apa,
jangan takut
Aku menerimamu sebagaimana malam membiarkan bulan datang sesuka hati meski kadang hanya nampak sekejap saja dan redup cahyanya terbalut arak-arak awan.
Tak usah kecewa hanya karena kau tak bisa membahagiakanku tepat waktu.
Kau tetaplah nomer satu di hatiku, tak ada yang lain
berpijar tak kenal padam
pendarnya tembus sampai sejagat bima sakti.
Bahkan sampai semua rasi bintang di atas sana
berlomba membentuk namamu, Kasih.
Sudah, jangan bersedih lagi
Dengar,
beribu bunga mekar di sekitarku, tetaplah kau yang penuhi bayang mataku. Kau yang paling berwarna
terutama saat tertawa. Begitu mempesona.
Waktu berhenti sesaat untuk mengabadikan lembutnya pribadimu.
Pribadi kesukaanku.
Kembali cerialah, berkilau seindah kau yang biasa
yang selalu kuatkan aku dengan candu candamu, yang selalu tepiskan laraku
yang matikan amarahku
yang memberitahuku untuk berhenti sejenak kala ego memuncak di kepala
Oh, manisku..
Kau terindah, sesempurna mentari di awal musim semi.
Aku mencintaimu.
teruntuk Kau yang selalu bersedih karena merasa tak pernah sanggup membahagiakan kami. itu hanya imajinasimu. memilikimu adalah kebahagiaan terindah. jadi kekasihku, tenanglah.
No comments:
Post a Comment