-di tahun ke sembilan belas
Ibu yang ada di peraduan
Garis wajahmu terlihat jelas di retina
Terekam baik di kepala
Teringat aku saat kita
duduk bersama
membuka pagi
di taman kota
satu per satu titik embun lenyap karena tawa kita
Ibunda, sering ku dengar ocehan dalam khawatirmu
tanpa henti
meski akhir dari itu, tetap saja
kau memelukku dalam tiap bisikan suci
persembahan padaNya.
Ingatan itu yang membuatku berat saat
keadaan memaksaku kembali
ke kota ini
Perjalanan rangka perjuangkan hidup kita
tuk jadi lebih baik.
Ibu,
Pagi ini kau buka pintu hariku dengan sapamu
yang biasa.
Senandung dari hujan pelangi,
menghapus sempurna sampai goresan terkecil
catatan kotor penuh coretan tinta sepi
Ibu, aku yakin kau tahu
betapa
besar aku
membiru rindu
Gelap menepi,
rinduku makin menjadi
Aku ingin bertemu..
Saturday, October 29, 2011
No comments:
Post a Comment