berlari di kerumunan bukit alang-alang
menjamah angin
di bawah terik surya
menengadah,
harapan berbisik, usaha dikurung rapat
dalam perjalanan meretas angan
menikmati proses sebelum musim berganti lagi, dan lagi
merebahkan tubuh layu alang-alang
untuk kemudian tumbuh lagi
saat itu,
kita sedang melihatnya dari atas bukit.
May 2016
Smile though your heart is aching. Smile even though it's breaking. When there are clouds in the sky, You'll get by. If you Smile through your pain and sorrow, Smile, and maybe tomorrow; You'll see the sun come shining through for you.
May 12, 2016
April 25, 2016
Pengagum
Berawal dari
sebuah tangan yang ku terima meminta bantu dibawa jalan
dari asing
baginya, namun rumah untukku.
Sebuah
imbalan dibacakan padaku, sebagai tanda balas jasa atas bantuan
yang bertahun
kemudian dilupakannya.
Terkadang aku
membukanya, sesekali di masa lampau
Tapi logikaku
selalu berselancar bebas hinggap di dahan satu
sibuk
mengamati yang lain
Barisan
pendaki di bukit-bukit baru tempatku menata diri.
Adalah
matahari setengah tinggi, aku mulai memperhatikannya
Ketika dia
bertanya siapa namaku, kemudian menuliskannya di lembar
Lalu
tersenyum.
Aku
mengaguminya karena dia begitu berpendar dalam ilmu
Namun tetap
riuh saat kelompok kami menepi di tiap semester
Dia begitu
suka sesuatu yang lama,
Jiwa-jiwa
klasik dari buku-buku terbitan senja bacaannya, hipotesaku
Karena dia
suka bicara begitu tua dari umurnya
Persamaan
dimana aku selalu menemukan diriku yang sebenarnya, klasik.
Aku begitu
mengagumi pikirannya, yang jauh lebih luas melahap objek tulisan dariku.
Keingintahuannya
yang tak terelak membawanya maju dengan sangat baik
Pujian
mengalir baik di muka maupun belakangnya
Hal-hal yang
dia miliki adalah apa yang ingin tetuaku harapkan aku bisa seperti itu.
Aku
mengaguminya
Ku pikir, dia
tak begitu sadar langkahnya mampu
membuat
ribuan bunga bermekaran sebelum musim semi
membuat
pelangi hadir jauh sebelum awan menghirup uap air laut.
Aku
mengaguminya..
(meski kadang
aku ragu untuk melihatnya lama pada mata)
Mungkin
karena dia begitu luwes berteman dan terkadang
ku pikir
terlalu bersahabat, maka dia dengan mudah hadir di pikiran tiap insan
begitu pun
juga mengapa dia kini hadir di tulisanku
(ha-hal yang
nanti ‘kan ku ingat lagi dalam lowongku).
Dia begitu
mudah untuk dicintai, tapi ku pikir akan ada barisan panjang pengagum rahasia
maupun frontal
yang menunggu
untuk dipanggil namanya dari dalam doanya.
Semoga dia
akan selalu bersinar dan bahagia seperti ini
Karena aku,
seorang
pengagum biasa,
mendoakannya
seperti itu.
Yogyakarta, 22
April 2016
February 26, 2016
Langit Malam
Terkadang dalam beberapa kali kesempatan aku mencoba membuka suara
kiranya angin menghembuskan kata hatiku
Jauh membumbung tinggi ke angkasa.
Beku tak berkutik hanya mampu
menulis dan melukismu
di udara menghadap
Rembulan
yang tak pernah bisa bulat penuh
Tiap harinya.
Layarku akan tetap terus berkembang membawaku
Entah makin jauh darimu atau hanya seperti ini,
dekat.. Meski bayangku tak ada difigura mata cokelatmu.
Setiap waktu saat aku melihatmu, lalu berputar kepalaku.
Ribuan bintang selalu berlomba bersinar bersahutan di langit malam,
namun akan tetap terasa berbeda gemerlapnya
Ketika...
Sorot fokusku selalu jatuh pada bintang yang sama.
(Maka) bertanyalah lagi pertanyaan itu,
"Aku merindu. Mungkinkah semua penyamaran benteng ini tertangkap inderamu?"
Biarkan aku jadi kejora di matamu.
February 26, 2016
Yogyakarta.
February 19, 2016
Rembulan Malam Ini
Rembulan bersinar
malu-malu di balik arakan awan yang beradu
Menuntun batinku mengirim rasa
tuk memuji.
Pernah kau ku sapa lekat,
Saat rehat sejenak
Menunggu bus yang tak kunjung datang
Waktu yang semakin larut
Perasaan campur aduk
Perpisahan yang tak terelak
Waktu yang hampir kadaluarsa di perbincangan kita akhir 2013.
Saat itu musim dingin bertransisi
Aku ingat saat kita harus menutup pintu karena embun mampu menaikkan selimut sampai ke ubun-ubun saat kita terlelap.
Pemanas air tak berguna, jadi besi yang hanya berbunyi nyaring
Hangatnya dimakan dingin
Luruh, ucap selamat tinggal.
Entahlah apa karena hormonku sedang begitu peka karena pengeluaran bulanan,
sampai harus ku tulis semacam sentimental dalam layar.
Namun aku selalu merindukanmu.
Meski takkan pernah kau baca tulisan ini,
Tanpa bisa kau pahami dengan mesin penjelajah mumpuni itu,
Ya, kadang bahasa bisa jadi pembatas untuk sebuah perasaan.
Tapi kenapa bahasa selalu menjadi mediator terbaik dalam memori rindu redam?
Oh, suatu saat kita pasti bertemu.
Mengabadikan rembulan bersama-sama.
Seperti hari itu.
19 Feb 2016.
for T n Y, people who shared moonlight during a chillin December 13 with me. I also miss you, MI team ! #404
February 14, 2016
Kembali (PART I)
Aku berhenti menulis sejenak
Rehat dari hingar bingar dunia kata.
Bukan karena lelah karena tak bisa apa-apa
namun ada kalanya aku merasa dihempas rasa yang menyegerakan aku bersuara.
Aku terlambat menyuarakannya.
Beberapa waktu ini,
hidupku menjadi sangat realistis.
Hampir tak ada imajinasi untuk sekedar memenuhi dahagaku akan tulisan.
Semu samar lema menari di kepalaku
Tanganku sudah mulai lambat menulis.
Duniaku kini tak seromantis dulu.
Usia makin membawaku pada
masalah-masalah yang memerlukan solusi dan juga bahagia yang kadang tak berarti untuk dibagi
Karena bahagia bukan karena berapa banyak yang tahu, namun berapa besar kita menghargai (dan memanfaatkan) waktu.
Aku harap kita akan punya waktu lebih jauh
Mungkin sebuah perbincangan ringan antara kau dan aku
Saat waktu kesukaanku
Kala senja berbisik dan mega yang merona.
Romantisnya Yogyakarta, 14 Februari 2016
Euphoria tulisan pertama di tahun dan tempat yang baru
Rehat dari hingar bingar dunia kata.
Bukan karena lelah karena tak bisa apa-apa
namun ada kalanya aku merasa dihempas rasa yang menyegerakan aku bersuara.
Aku terlambat menyuarakannya.
Beberapa waktu ini,
hidupku menjadi sangat realistis.
Hampir tak ada imajinasi untuk sekedar memenuhi dahagaku akan tulisan.
Semu samar lema menari di kepalaku
Tanganku sudah mulai lambat menulis.
Duniaku kini tak seromantis dulu.
Usia makin membawaku pada
masalah-masalah yang memerlukan solusi dan juga bahagia yang kadang tak berarti untuk dibagi
Karena bahagia bukan karena berapa banyak yang tahu, namun berapa besar kita menghargai (dan memanfaatkan) waktu.
Aku harap kita akan punya waktu lebih jauh
Mungkin sebuah perbincangan ringan antara kau dan aku
Saat waktu kesukaanku
Kala senja berbisik dan mega yang merona.
Romantisnya Yogyakarta, 14 Februari 2016
Euphoria tulisan pertama di tahun dan tempat yang baru
Subscribe to:
Posts (Atom)