Sebuah renungan digantung surya di sela jendela kamar
Mata baru dibuka lima detik, terbangun oleh suara
Detak jam dinding seakan mengeluh dalam putarannya
Mengulang degup yang sama terus menerus
Konsistensi dalam konservatif penuh tiga ratus enam puluh derajat
Detak jam dinding seakan mengeluh dalam putarannya
Mengulang degup yang sama terus menerus
Konsistensi dalam konservatif penuh tiga ratus enam puluh derajat
Di suatu malam saat hujan deras Bulan Desember,
Jam dinding berkeluh lewat aus mesinnya
"Aku sudah letih bekerja sebagai penghantar masa. Namun tak sedikit jua ku kenal baik masa, sebaik melihat manusia-manusia berkutat dengan dunia.
Aku hanya diperhatikan saat dibutuhkan, ditepiskan hadirnya saat keasyikan", tersenyum kecut ia bercerita.
"Tak adakah kiranya yang mampu membuatmu bahagia, jam dinding? Tak semua hal mengecewakan.. " tanyaku pada saat itu.
Sekejap matanya berseri, gerak gearnya makin cepat berputar
"Harapan. Sebuah harapan di masa depan yang diucap manusia ketika melihatku. Mengharap berkah
Jam dinding ada
Seakan hidup hanya untuk menunggu mati.
Lalu ku lihat asap dari punggungnya
Mengakhiri sebuah cerita.
Jam dinding berkeluh lewat aus mesinnya
"Aku sudah letih bekerja sebagai penghantar masa. Namun tak sedikit jua ku kenal baik masa, sebaik melihat manusia-manusia berkutat dengan dunia.
Aku hanya diperhatikan saat dibutuhkan, ditepiskan hadirnya saat keasyikan", tersenyum kecut ia bercerita.
"Tak adakah kiranya yang mampu membuatmu bahagia, jam dinding? Tak semua hal mengecewakan.. " tanyaku pada saat itu.
Sekejap matanya berseri, gerak gearnya makin cepat berputar
"Harapan. Sebuah harapan di masa depan yang diucap manusia ketika melihatku. Mengharap berkah
Jam dinding ada
Seakan hidup hanya untuk menunggu mati.
Lalu ku lihat asap dari punggungnya
Mengakhiri sebuah cerita.
Yk, November 6 2014
No comments:
Post a Comment