Kehampaan rasanya genap di dada
Akibat sebuah polemik bijaksana
Yang dulu jadi saksi kita bersua
Berdua, dalam belenggu kekanakan,
Menuai semua rasa
Berlagak, lenggak lenggok di atas panggung
Masa muda.
Naif berlari rangkul aku kilat
Aku yakin akan keabadian.
Di akhir purnama, temberang tak henti dalam deru angin
Apalah guna saling menahan keruh
Lepaskan saja tanganku, ujarku
Tapi kau masih saja bertahan
Menganggap ini mudah
Atau memang rasamu yang murah.
Gemerlap kenangan berantai hantui aku
Sesekali kau datang ketuk pintu
Tapi suaramu tak tertangkap frekuensiku
Jadi aku membisu
Untuk apa datang lagi
Apa semua begitu nampak mudah untukmu?
Perasaanku bukan sembarang diterbitkan.
Yk, March 2015
No comments:
Post a Comment