penggenap keduapuluhku
Hari berlari secepat mata mengerlip
berpendar-pendar lampu-lampu kota asing
tempatku berada
disana disini
warna-warna bertemu menyatu jadi spektrum
Aku hanya bisa meratap sepi
terselip di antara derai keras tawaku
Hari ini aku berganti warna
sudah bukan lagi kabur tak jelas
sudah bukan lagi mencari yang mana yang harus aku tempati
sudah bukan lagi waktu ketika aku harus terjebak pada limitasi
Aku sudah sangat dewasa sekarang
kawan datang dan hilang
bintang berkerlap-kerlip di tempat yang berbeda setiap kali aku menatap
apapun berubah.
Nafas beradu melawan api
saat keinginan ku amini dalam pejam
"Oh Yang Sempurna, tetaplah terus bersamaku."
Tahun ini begitu istimewa
karena aku melawan hatiku sendiri untuk tetap bertahan dan tak lagi kabur dari keadaan
untuk tetap berdiri dengan apa yang aku punya
untuk tetap bangga dengan apa yang sudah aku pilih
untuk menjadi beribu-ribu kilometer dari yang terkasih
untuk menjadi mandiri
untuk menemukan jalur yang benar, yang seharusnya membuatku ada
yang membuatku yakin
atas apa yang aku yakini.
Aku hapus air mataku
agar aku bisa melihat masa depan dengan jelas
Aku hapus peluhku
karena peluh pada akhirnya tak akan sebanding dengan keberhasilan di depan
Aku nikmati sakitku
agar ketika saat kesenangan tiba,
aku tak lupa diri.
Kadang pikiranku sendiri membunuhku dengan teori paradigma muslihat.
tapi aku sudah berjanji agar hidup berguna,
Ketika di masa depan aku membaca lagi rangkaian pikiran ini,
aku harap api antusias takkan pernah padam.
Aku harap aku akan tetap seperti ini ;
Idealis yang penuh sepi tapi tetap tertawa
Seorang yang tak pernah berhenti mengejar matahari
Anak yang akan pulang bawa kebanggaan dan harga diri
Teman yang tak teratur cintanya
Seorang yang selalu membawa senyuman ketika sedang diingat
Konsistensi, harus tetap jaya di tempatnya.
Aku bahagia untuk semua anugerah ini.
Terimakasih Yang Terindah.
Semoga musim semi menyambutku di suatu masa, kelak di duapuluh satu yang akan datang.
No comments:
Post a Comment