mengenangmu bisa jadi aktivitas menjemukan bagiku
mengingat perihal kepastian-kepastian akan perjanjian yang masih tabu terangkat ke permukaan
Di imajinasiku
kau tampak redup-terang
seperti yang ada di ufuk pukul empat pagi
titik yang berkerlip-kerlip
saat ini aku sendiri
di tepian jalan panjang tak bertuan
menunggu datangmu...
Bosan.
Sayang, samar aromamu bahkan tak menggelitik hidungku
Jemu
tapi aku butuh dan tak mampu
tepiskan pesonamu.
Cepatlah datang.
*Awal Bulan September
No comments:
Post a Comment